DMC Dompet Dhuafa dirikan Saung Konservasi Penyu di pesisir Pacitan

Struktur Organisasi

Pembangunan Saung Konservasi Penyu di Desa Sidomulyo, Pacitan, Jawa Timur adalah bagian dari program Kawasan Tanggap dan Tangguh Bencana (KTTB) yang didukung oleh DMC Dompet Dhuafa. Pemkab Pacitan memberikan sambutan positif kepada proyek tersebut dengan hadir dalam acara peresmiannya.

Bambang Marhaendrawan, Pelaksana Tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Pacitan, menyampaikan kegembiraannya karena program DMC Dompet Dhuafa telah ikut serta dalam menjaga lingkungan pantai di Pacitan.

Pemerintah Kabupaten Pacitan sangat menghargai dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat, terutama DMC Dompet Dhuafa yang memimpin acara ini untuk memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam di Kabupaten Pacitan. Semoga manfaatnya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat pacitan. Ucap Bambang saat hadir pada upacara peresmian Saung Konservasi Penyu.

Kami berharap bahwa komitmen untuk melindungi alam dan mempromosikan kebersihan hari ini tidak berhenti di sini. Ini adalah tanggung jawab kita bersama, baik sebagai pemerintah, masyarakat, dunia usaha, maupun lembaga-lembaga lainnya. Semua harus terus bekerja sama demi kelestarian lingkungan kita yang tercinta.

Kepala DLH Kabupaten Pacitan, Cicik Roudlotul Jannah, mengamini bahwa upaya DMC Dompet Dhuafa dalam mempertahankan kelestarian lingkungan di wilayah Pacitan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Menurut Cicik, upaya yang dilakukan oleh DMC Dompet Dhuafa untuk mendirikan saung konservasi penyu memiliki dampak yang positif tidak hanya pada kelestarian penyu, tetapi juga untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di Desa Sidomulyo melalui sektor pariwisata. Dengan demikian, kedua tujuan ini dapat dicapai secara bersamaan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan.

“Kami berharap Pantai Soge dan beberapa pantai di Pacitan yang menjadi tempat konservasi penyu akan menjadi daya tarik unik bagi wisatawan. Dengan adanya konservasi penyu ini, kami yakin perekonomian masyarakat pesisir juga akan meningkat. Kami mengajak semua pihak untuk turut serta dalam menjaga keberadaan penyu ini dan mendukung program konservasi ini,” kata Cicik.

Tanggal itu, ada sebuah diskusi publik yang berjudul “Konservasi Penyu, Selamatkan Kepunahan” yang menampilkan beberapa panelis seperti Akhmad Baikhaki dari DMC Dompet Dhuafa, Cuboh Hember dari Sahabat Penyu Pacitan, dan Agus Sugiyanto yang merupakan Kepala Desa Sidomulyo. Topik yang dibahas adalah pentingnya konservasi penyu dan upaya menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.

Pada hari Sabtu, saung konservasi penyu yang dibangun oleh Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa diresmikan di Pantai Soge, Pacitan. Namun, pelepasan tukik ke laut lepas bukan hanya sekadar seremoni saja. Hal ini juga menjadi momen penuh doa dan harapan agar populasi penyu dapat lestari dan berkembang secara signifikan.

Bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan, beberapa pemangku kepentingan lainnya, dan masyarakat Desa Sidomulyo, DMC Dompet Dhuafa meresmikan saung konservasi penyu dan menyelenggarakan diskusi publik dengan topik “Konservasi Penyu, Selamatkan dari Kepunahan”. Acara ini berlangsung di Pantai Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Kami merasa terhormat dapat melanjutkan program lingkungan di Pacitan. Sebelumnya, kami telah berpartisipasi dalam memperbaiki lingkungan pantai dengan membangun permabel dan menanam bibit mangrove bersama masyarakat,” ujar Arif.

Menurut Arif Rahmadi Haryono, membangun saung konservasi penyu adalah salah satu cara DMC Dompet Dhuafa untuk berperan dalam menyelamatkan lingkungan pantai di Pacitan.

Menurut beberapa sumber, populasi penyu dapat menjadi indikator kesehatan laut yang baik. Kehadirannya di perairan bisa menjadi bukti bahwa laut kita dalam kondisi yang menguntungkan.

Arif berharap bahwa pembangunan saung konservasi penyu di Desa Sidomulyo ini akan menjadi langkah awal dalam proses sosialisasi dan edukasi bagi penduduk setempat. Diharapkan, masyarakat dapat mempelajari lebih banyak tentang penyu dan menjaga kelestariannya dengan mengurangi perburuan dan konsumsi telur penyu.

“Dengan membangun saung konservasi penyu, kami berharap dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melindungi spesies ini dan mengurangi perburuan serta konsumsi daging penyu,” ungkap Arif.

Dengan langkah ini, diharapkan keseimbangan ekosistem laut dapat terwujud, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam semakin meningkat, dan peluang pemberdayaan ekonomi melalui sektor pariwisata dapat dimulai. Semoga upaya ini mengilhami kita semua untuk turut serta dalam kegiatan pelestarian sumber daya alam demi masa depan yang lebih baik. Karena bumi hanya satu, mari kita bersama-sama melakukan tindakan positif sekarang.